Pada perang dunia II sebagian besar orang mungkin akan kesal dengan si biangkerok world war II Adolf Hitler yang menyerang negara negara Eropa disekitar Jerman terlebih pembantaian yang dilakukan terhadap orang yahudi (Holocaust). sejak dahulu banyak orang penasaran mengapa Hitler begitu membenci Orang-orang yahudi. al-quran sudah menjelaskan tentang keistimewaan orang -yahudi ribuan tahun yang lalu dan terbukti sampai saat ini bangsa yahudi yang hanya 15 juta jiwa akan tetapi menggenggam dunia. salah satu tokoh yahudi yang paling berpengaruh adalah keluarga Rothschild. awal kisah Pada tahun 1744, lahirlah seorang laki-laki keturunan Yahudi bernama Mayer Amschel Bauer. Ia tinggal di Ghetto (Judengesse), Frankfurt, Jerman. Ayahnya adalah seorang pengusaha menengah yang bergerak pada bisnis pertukaran uang. Saat Mayer berumur 12 tahun, ayahnya wafat. Ia terpaksa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Kemudian ia mengembangkan karirnya sebagai penjual medali dan koin langka. Tahun 1769 ia berhasil mengembangkan usahanya menjadi bisnis bank dan pedagang emas. Di tempat usahanya, ia memasang jimat Perisai Merah yang dalam Bahasa Jerman disebut Rotschildt, kemudian diserap ke dalam Bahasa Inggris menjadi Rothschild. Maka dari jimat tersebut kemudian Mayer Amschel Bauer lebih dikenal dengan Mayer Amschel Rothschild. Simbol inilah yang nantinya menjadi lambang negara Israel saat ini. Mereka orang Israel mengklaim bahwa lambang tersebut adalah Konstelasi Bintang Daud. Padahal, lambang tersebut adalah lambang dari keluarga Rothschild yang memiliki andil dalam membentuk negara Israel di Palestina.
Kemudian melalui relasinya dengan secret societies, ia dipercaya menjadi salah satu bankir kepercayaan keluarga Pangeran William IX – Hesse Kassel, seorang monarki terkaya di Jerman. Pangeran William IX adalah cucu dari Raja George II (Raja Inggris), sepupu Raja George III, keponakan Raja Denmark, dan Ipar Raja Swedia. Dialah yang memberi dana awal Rothschild. Bisnis dari Raja William IX adalah memasok tentara bayaran. Dari sinilah Rothschild belajar bahwa perang adalah proyek yang menghasilkan uang. Dan Rothschild juga belajar bahwa bisnis paling menguntungkan adalah memberikan hutang kepada para Raja. Ia melihat bahwa raja sudah pasti memiliki pendapatan tetap, yakni dari pajak rakyat. Untuk melancarkan rencana bisnisnya, Rothschild mengirimkan lima puteranya ke beberapa negara di Eropa.
Amschel Rothschild, putera pertama Rothschild ditempatkan di Jerman. Sedangkan di Austria, ia menempatkan Salomon Rothschild. Nathan Rothschild dikirim ke London Inggris. Carl Rothschild ke Italia, dan yang terakhir Jacob Rothschild, ditempatkan di Paris, Perancis.
Kelima orang anak lelakinya, atas arahan Meyer, mengembangkan bisnis keuangan keluarga mereka di negara-negara tersebut dengan membangun bank serta membangun jaringan bisnis keuangan internasional di antara mereka. [Lihat Youssef M. Ibrahim, ‘Restoring the House of Rothschild,’ The New York Times, 27 Oktober 1996]
Natan Rothschild, anak Meyer yang mengembangkan bank di London, dikutip dalam ”The Rothschild Story” dikabarkan pernah menyatakan,
“Saya tak perduli siapa boneka yang diletakkan di tahta Inggris untuk memerintah kekaisaran yang matahari tidak pernah terbenam di atasnya. Orang yang mengendalikan suplai keuangan Inggris merupakan pengendali kekaisaran Inggris, dan sayalah yang mengendalikan suplai uang Inggris.”
Pada tanggal 1 Mei 1776, Rothschild yang terinspirasi dari ajaran Okultis Freemason, membentuk kelompok satanis bernama Bavarian Illuminati. Ia mengangkat Adam Weishaupt sebagai Eksekutif. Adam Weishaupt lahir pada tanggal 6 Februari 1748 di Ingolstadt, kerajaan Bavaria, Jerman. Ketika ia masih bayi orang-tuanya yang tadinya memeluk agama Yahudi Orthodoks beralih memeluk agama Katolik Roma. Yang semestinya ia bersekolah di Yeshiva (madrasah Yahudi), Adam kecil disekolahkan oleh orang-tuanya ke sekolah dasar Katolik, dan kemudian ke Hochschule (sekolah menengah umum) yang dikelola oleh Ordo Jesuit. Sebagai warga Bavaria, Adam mempelajari bahasa Czech dan Itali, dan di sekolah dengan cepat ia menguasai bahasa Latin dan Yunani, dan dengan bantuan ayahnya, menguasai bahasa Ibrani.
Dengan kecerdasannya yang tajam dan penguasaannya pada berbagai bahasa, para pendeta Jesuit yang mengasuhnya berharap ia akan menjadi seorang missionaris yang sangat cocok untuk bekerja di seberang lautan, terutama di Amerika Latin, atau di Asia. Tetapi Adam Weishaupt memberontak terhadap disiplin yang berlaku di lingkungan Ordo Jesuit. Ia melawan
tekanan mereka dan merasa lebih baik menjadi profesor di bidang hukum gereja di Universitas Ingolstadt.
Kira-kira pada tahun 1768 Adam Weishaupt mulai membangun sebuah perpustakaan yang besar dengan maksud untuk membentuk suatu akademi ilmu pengetahuan dan sebagai tempat berhimpunnya para cendekiawan. Ia mempelajari hampir setiap manuskrip kuno Kabbala dan buku-pegangan apa pun yang ada kaitannya dengan ajaran tersebut. Adam Weishaupt sejak itu mulai tertarik pada okultisme, dan terobsesi bukan hanya oleh ajarannya tetapi sampai kepada lambang Kabbala, yaitu sebuah piramida besar dengan sebiji mata yang menyala.
Rothschild dan Adam Weishaupt bekerja sama merekrut para doktoral, ahli ekonomi, ahli politik dan hukum, politikus, dan kaum intelek lainnya. Tujuan mereka tidak lain adalah menguasai keuangan dan pemerintahan di seluruh dunia. Mereka membangun Masonic Lodge (Gereja Setan) di Perancis dan menjadikan Lodge tersebut sebagai markas. Lengkap dengan simbol piramida terpancung. Diresmikanlah Sekte Bavarian Illuminati dengan para penganutnya yang disebut Illuminatus (Yang Tercerahkan).
Ajaran Illuminati memang mengakar pada ajaran Freemason, namun tidak semua Freemason adalah Illuminati. Illuminati memiliki banyak cabang sebagaimana Freemason. Bavarian Illuminati adalah satu-satunya cabang yang bertujuan untuk menguasai keuangan dan pemerintahan negara-negara di dunia. Pada tahun 1785, Pemerintah Jerman berhasil membongkar rencana Bavarian Illuminati dan membubarkan gerakan mereka. Sejak saat itu, mereka tidak lagi berkembang sebagai sebuah organisasi atau gerakan, melainkan sebuah ideologi. Dengan ideologi ini, mereka memiliki tujuan yakni mewujudkan “Novus Ordo Seclorum” (Bahasa Inggris: New World Order; Bahasa Indonesia: Tatanan Dunia Baru). Sebuah Ideologi yang sangat menakutkan. Satu pemerintahan dunia di bawah kepemimpinan mereka. Mereka membuat propaganda melalui ritual, simbol, dan arsitektur untuk mempengaruhi masyarakat dunia.
Tahun 1793 secara diam-diam mereka mendanai Jacobin dalam rangka revolusi Perancis menjadi negara republik dengan syarat mendapatkan wewenang atau konsesi dari pemerintahan yang baru nantinya. Tujuh tahun kemudian, Perancis menyerahkan bank nasionalnya kepada swasta, yakni Banque de France yang juga milik Rothschild. Ketika perang Waterloo meletus pada tahun 1803-1815, keluarga Rothschild mendanai dua pihak yang berperang yakni Inggris dan Perancis. Nathan Rothschild membiayai Inggris lewat hutang. Ia menyuplai dana kepada Jendral Wellington. Sedangkan Jacob Rothschild membiayai Napoleon, Raja Perancis. Tak peduli pihak mana yang menang atau yang kalah, Rothschild tetap diuntungkan.
Pada tahun 1791, Rothschild masuk ke Amerika melalui agennya yang beranama Alexander Hamilton yang menjadi mentri keuangan pertama di era Presiden George Washington. Melalui agennya tersebut, ia berhasil mendirikan bank sentral Amerika yang pertama —First Bank of United States. Mereka diberi konsesi selama 20 tahun.
Salah satu ucapan Rothschild yang terkenal adalah:
“Beri aku kesempatan untuk mengendalikan ekonomi suatu bangsa, dan aku tidak akan pedulikan siapa yang berkuasa (Permit me to issue and control the money of a nation, and I care not who makes it’s laws).”
Pada masa akhir konsesi, yakni tahun 1811. Amerika tidak mau memperpanjang konsesi Rothschild. Sehingga dibuatlah skenario adu domba. Inggris menyerang Amerika pada tahun 1812 atas hasutan Nathan Rothschild di London. Perang tersebut bahkan sampai membuat Gedung Putih terbakar pada tahun 1814. Rothschild yang licik kembali menang sehingga diperpanjanglah konsesi mereka selama 20 tahun lagi dengan terbentuknya The Second Bank of United States yang juga milik Rothschild tahun 1815.
Selain itu, Rothschild memiliki ambisi untuk memperoleh wewenang mencetak uang di setiap negara. Negara-negara di Eropa berhutang padanya pasca perang kecuali Tsar Rusia. Ia menekan raja-raja di Eropa karena hutang yang ia berikan sebelumya. Sehingga pada tahun 1814-1815 diadakanlah Congres of Vienna dengan tujuan membentuk mata uang tunggal di Eropa. Rusia yang saat itu tidak memiliki hutang pada Rothschild, menolak ide tersebut. Sehingga rencana membentuk mata uang tunggal di Eropa gagal. Ia bersumpah untuk menghancurkan Tsar Rusia yang terwujud 102 tahun kemudian.
Tahun 1848, Rothschild membiayai Giuseppe Mazzini yang juga agen Illuminati untuk mendukung revolusi Italia. Pada tahun yang sama juga ia mendirikan zionisme melalui The Protocol of Zion. Ia juga membiayai Karl Marx yang merupakan anak Herchel Mordechai dan juga cucu sepupu istri Nathan Rothschild untuk membuat doktrin Komunis. Sebagian sumber menyebutkan bahwa tugas Karl Marx hanyalah membuat doktrin Komunis untuk menghasut kaum buruh dan proletar agar memberontak kepada Tsar Rusia. Tak peduli sistem komunis tersebut gagal atau tidak.
Dengan sistem komunisnya, Karl Marx mengiming-imingi buruh dan kaum proletar bahwa sistem komunis akan membawa kesejahteraan. Padahal kenyataannya nanti, sistem komunis lebih kejam dan terbukti hanya bertahan kurang dari 100 tahun dengan runtuhnya Uni Sovyet tahun 1989.
Karl Marx menulis dua buku yang menjadi rujukan standar orang-orang komunis. Buku tersebut adalah The Communist Manifesto yang ia tulis di Brussel, Belgia tahun 1848. Buku keduanya yang berjudul Das Kapital ia tulis di London pada tahun 1867. Ia sama sekali tidak pernah menginjakkan kaki di negara-negara yang kemudian disebut sebagai negara komunis.
Pada tanggal 7 November 1917, meletuslah Revolusi Bolshevik di Rusia. Sejak saat inilah komunisme diterapkan sebagai sebuah ideologi dan disebarkan ke seluruh dunia. Dari ideologi komunisme ini lahir para pemikir di antaranya Vladimir Ilyich Ulyanov atau dikenal sebagai Lenin yang kemudian mengembangkan ideologi tersebut. Maka paham komunisme disebut juga sebagai paham Marxisme-Leninisme.
Rothschild juga membiayai Mustafa Kemal Atatürk (1881 – 1938) salah seorang agennya. Kemal ditugaskan untuk menyusup ke dalam tubuh Khilafah Utsmani dengan misi meruntuhkan Khilafah Islam tersebut. In syaa Allah, materi konspirasi di balik runtuhnya Khilafah Utsmani akan dibahas pada episode lainnya.
Keluarga Rothschild yang semakin kaya belum juga puas. Ia mengirim agennya yang bernama Jacob Schiff ke Amerika pada tahun 1880. Ia ditugaskan untuk mendanai beberapa pengusaha-pengusaha di sana. Jacob dijuluki sebagai The God of Wall Street. Beberapa pengusaha yang ia biayai di antaranya:
1. Rockefeller (Standar Oil, Chevron, Chase Bank)
2. JP Morgan
3. Stillman (City Bank of New York)
4. Wells & Fargo
5. A. Carnegie (US Steel)
Dari kelima daftar di atas, yang paling dominan adalah Rockefeller dan JP Morgan.
Pada tahun 1907, muncullah chaos yang dikenal dengan Panic 1907. Setelah berkhirnya konsesi Second Bank of US pada tahun 1835, Amerika tidak memiliki bank sentral. Kewenangan mencetak uang dikelola oleh setiap daerah. Maka Jacob Schiff membuat isu dengan berpidato di konres yang isinya menyatakan bahwa “Jika tidak ada bank sentral, maka perekonomian Amerika akan runtuh”. Kemudian JP Morgan dan Rockefeller membuat isu seolah-olah ada bank yang kesulitan likuiditas. Mereka sangat mudah mempengaruhi rakyat Amerika pada saat itu karena mereka memiliki media-media cetak. Mereka gencar melakukan propaganda hingga rakyat Amerika percaya isu tersebut dan panik, “memang benar harus ada bank sentral”. Nelson Wilmarth Aldrich yang juga mertua Rockefeller ditunjuk sebagai ketua komite penyusunan UU Bank Sentral Amerika.
Lima tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 23 Desember 1913, undang-undang tersebut disahkan. Mereka melakukannya secara diam-diam, ketika kebanyakan anggota kongres sedang liburan menjelang natal. Undang-undang Bank Sentral Federal Reserve secara resmi ditanda-tangani oleh Presiden Woodrow Wilson. Undang-undang ini berdampak pada perpindahan kekuasaan sistem moneter dari pemerintah ke tangan beberapa orang terkaya di Amerika alias swasta. Tidak hanya itu, disahkannya undang-undang ini juga memberikan kekuasaan tak terbatas kepada beberapa institusi perbankan kaya di Amerika. Bayangkan, kewenangan mencetak uang disrahkan kepada swasta. Itu artinya setiap uang kertas yang mereka cetak adalah utang plus bunga yang harus dibayar negara kepada mereka. Tujuh bulan setelah pengesahan undang-undang tersebut disahkan, Perang Dunia I meletus. Negara membutuhkan uang untuk berperang. Kemana negara meminjam uang kalau bukan dari bank yang milik mereka juga?
Pada tahun 1920, warga Amerika sedang menikmati kemakmuran hasil dari propaganda Jacob Schiff dan kawan-kawan. Bank membuat seolah-olah ekonomi tumbuh. Padahal semua itu bisa dimanipulasi. Cetak uang, salurkan kredit kepada masyarakat, dan tetapkan suku bunga yang rendah. Rakyat Amerika tidak sadar bahwa bank bisa saja menghentikan aliran kredit dan menaikkan suku bunga kapan pun. Rakyat Amerika yang memiliki banyak uang, mereka menaruh uangnya di pasar modal. Memang dalam waktu 4 tahun, nilai saham mereka meningkat 400%. Namun, hal yang mengejutkan terjadi. Pagi hari tanggal 24 Oktober 1929, bank sentral ketatkan likuiditas sehingga suku bunga naik. Uang ditarik dari peredaran. Bisnis rakyat Amerika saat itu banyak yang bangkrut. Akibatnya dalam satu tahun 2,5 Juta orang kehilangan pekerjaan karena PHK masal. Bursa saham jatuh, kredit macet. Inilah peristiwa yang kemudian dikenal sebagai Great Depression 1929.
“Krisis ekonomi kita ciptakan dengan menarik uang dari peredaran”(The Protocol of Zion, 1897)
Tahun 1933, Presiden Amerika saat itu, F.D. Roosevelt yang juga salah satu pentolan Illuminati, mengeluarkan Keppres (Keputusan Presiden) yang isinya adalah rakyat Amerika wajib menyerahkan emasnya kepada bank untuk menstabilkan kembali perekonomian. Tak tanggung-tanggung, keppres ini mengancam siapapun rakyat yang menyembunyikan atau tidak menyerahkan emasnya, akan diancam penjara selama 10 tahun. Pada tahun ini juga dicetaklah lembaran uang dollar yang baru, seperti yang kita kenal saat ini. Lembaran uang yang sarat akan makna pemujaan terhadap iblis –kebudayaan Freemason dan Illuminati. Emas yang dirampok dari rakyat ditimbun di bank, dilebur menjadi satu, lalu rakyat dibeirkan uang kertas yang sebenarnya tidak bernilai.
Setelah perekonomian Amerika beranjak stabil, meletuslah Perang Dunia II tahun 1941-1945. Perang ini adalah skenario mereka juga. Maka solusi dari penyelesaian Perang Dunia II, mereka melancarkan propaganda “Dunia butuh Badan Otoritas”. Maka pada 24 Oktober 1945, PBB pun resmi didirikan.
Sebelumnya, yakni di tahun 1944 diadakanlah Konferensi Bretton Woods. Konferensi tersebut diprakarsai Presiden Frankiln Delano Roosevelt untuk bersama-sama mengatasi segala kesulitan akibat Perang Dunia II dalam bentuk kerja sama internasional di bidang ekonomi. Sistem moneter internasional secara formal terbentuk dan melahirkan persetujuan-persetujuan untuk membentuk lembaga-lembaga keuangan multilateral yang mengenakan bunga. Dari konferensi ini, dibentuklah IMF, Bank Dunia dan IBRD pada 27 Desember 1945.
Persetujuan-persetujuan Bretton Woods ini memberikan enam implikasi terhadap sistem moneter internasional hingga saat ini, yaitu:
- Pasal-Pasal Persetujuan IMF melarang penggunaan emas sebagai uang. Hal itu dilakukan dengan melarang segala kaitan antara emas dengan berbagai macam mata uang selain daripada dengan dolar AS seperti yang tercantum dalam pasal 4, Bagian 2 (b) Pasal-Pasal Persetujuan IMF.
- Karena 70% stok emas dunia paska Perang Dunia II berada di tangan Amerika Serikat (AS), maka AS berani menentukan bahwa dolar AS sebagai mata uang internasional yang dikaitkan dengan emas. Hanya dolar AS yang dapat ditukarkan dengan emas dengan kurs 1 ounce (=28,35 gram) emas seharga 35 dolar AS.
- karena AS merupakan satu-satunya negara yang mengaitkan kembali mata uangnya dengan emas maka mereka dapat mencetak uang terus menerus tanpa batas.
- AS menikmati pendapatan yang besar dari percetakan mata uang dolar dengan hanya mengandalkan seigniorage, yaitu selisih biaya cetak dengan nilai nominal uang. AS kemudian mendapatkan keuntungan begitu banyak akan komoditi dari negara-negara yang menggunakan dolar dalam transaksinya.
- Seluruh negara anggota IMF diwajibkan untuk menaruh 25% cadangan emas miliknya di IMF dan melaporkan setiap penjualan dan pembelian emas yang mereka lakukan, seperti yang tercantum pada pasal XIII, Bagian 2 (b) dan pasal VIII, Bagian 5 (a, i-iv) Pasal-Pasal Persetujuan IMF.
- Hanya pemerintah, melalui bank sentral, Kementerian keuangan atau badan fiskal sejenis, yang dapat menukar dolar AS dengan emas, seperti yang tercantum pada pasal V, bagian 1 dan Pasal XIV, Bagian 2 (a) Pasal-Pasal Persetujuan IMF.
Pada tahun 2004, PM Malaysia, Mahathir Mohamad, melancarkan kritik bahwa sistem moneter yang berlaku sekarang ini adalah tidak adil. Untuk menghapus ketidakadilan tersebut, ia mengusulkan agar dunia kembali pada emas dan perak sebagai alat tukar.
Menurut Mahathir, ketidakadilan itu terjadi karena tiga hal.
- penggunaan uang kertas telah memerangkap dunia terhadap agenda Barat yang coba menguasai dunia dengan menggunakan sistem keuangan yang berat sebelah.
- Penggunaan uang kertas menyebabkan kegiatan jual beli mata uang yang mengakibatkan ketidakadilan dalam sistem keuangan dunia.
- Uang kertas tidak memiliki nilai intrinsik yang kemudian menyebabkan nilainya susut dengan kadar yang begitu besar.
Berdasarkan implikasi dan kritik di atas diperoleh berbagai kemungkinan alasan pelarangan penggunaan emas dan ketertarikan AS untuk mengetahui cadangan emas negara-negara di dunia adalah untuk:
- Mencegah kemungkinan emas digunakan sebagai uang yang dapat mengancam dan menyebabkan melelehnya sistem moneter fiat (uang kertas).
- Membuat negara-negara anggota IMF untuk terus meminjam kepada IMF yang pada akhirnya akan memberikan informasi strategis kepada IMF akan aset riil kekayaan mereka, dan membuka jalan bagi AS pada akhirnya dipercaya dengan menyimpan sebagian besar cadangan emas dunia.
Serupa dengan Great Depression 1929 di Amerika. Krisis moneter melanda Indonesia pada tahun 1998. Puncaknya di tahun 1999, Bank Indonesia (BI) dilepas dari Pemerintah RI, langsung di bawah IMF (International Monetary Fund). Tujuan utamanya adalah untuk mengatur sistem pertukaran moneter internasional. Secara khusus, salah satu tugas utama IMF adalah untuk mengendalikan fluktuasi nilai tukar mata uang dunia.
Gubernur BI tidak lagi bagian dari Kabinet RI, tidak akuntable (bertanggung jawab) kepada Pemerintah RI, apalagi kepada rakyat RI, dan bukan dibiayai dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). BI, sebagai Bank Sentral “disembunyikan” statusnya di balik Undang-undang sebagai “bagian dari negara”, tapi independen 100 %. Jadi, BI milik siapa? Ini menjadi misteri. Jika milik negara, seharusnya berupa BUMN, masuk APBN dan akuntable terhadap Pemerintah RI dan rakyat.
Ini adalah ikhtisar dari tindak-tanduk Rothschild, Illuminati, dan Para Elite Global yang tamak untuk menguasai dunia. Rinciannya seperti bagaimana bank (Satanic Finance) bekerja, bagaimana skenario meruntuhkan Khilafah Utsmani, dan bagaimana propaganda mereka untuk memerangi Umat Islam, in syaa Allah akan saya bahas dalam episode terpisah.
Allaahu a’lam bish showaab
from . tauhiduna.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar